Monday, July 22, 2013

Telaga Air Zam-Zam

Kisah penggalian dan terpancarnya air zam-zam yang penuh dengan kebaikan dan keberkahan untuk umat manusia, sangat masyhur dan terkenal.

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Nabi Ismail, di saat Ismail masih dalam susuan ibunya, lalu ia meninggalkan keduanya di bawah sebuah pohon yang rindang di dekat zam-zam. Di Mekah saat itu tidak ada tumbuh-tumbuhan dan sumber mata air. Nabi Ibrahim hanya membekali mereka 1 kantong kurma dan 1 kendi air. Kemudian Nabi Ibrahim memalingkan tubuhnya untuk berangkat meninggalkan keduanya. Hajar pun mengikutinya seraya berkata, “Kemanakah engkau hendak pergi? Dan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada penghuni dan apapun juga?” Ia mengulang-ulang ucapannya, tetapi Nabi Ibrahim terus berjalan tanpa menoleh.

Lalu Hajar berkata, “Apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menyuruhmu melakukan hal ini?” Nabi Ibrahim berkata, “Ya.” Hajar berkata, “Jika demikian pastilah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan kami.”
Kemudian Hajar kembali ke tempat Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim pun terus berlalu, hingga ketika ia sampai di Tsaniyah yang ia tidak melihatnya lagi, ia menghadap ke Baitullah, kemudian mengangkat kedua tangannya seraya berdoa:
Ya Tuhan kami! Sesungguhnya aku menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanam di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami! Yang demikian itu agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Maka Hajar menyusui Ismail dan minum dari air dalam kendi tersebut, hingga airnya habis dan Ismail kehausan. Ia melihat anaknya meronta-ronta. Pemandangan tersebut membuatnya tak sanggup melihatnya, dan iapun pergi mencari air. Ia dapati bukit Shafa dataran tinggi yang paling dekat dengannya, lalu ia mendakinya dan menghadap ke lembah. Ia berharap melihat seseorang, tetapi ia tidak melihat siapapun.
Kemudian ia turun dari buki Shafa hingga sampai di lembah. Ia mengangkat ujung kainnya kemudian berlari-lari kecil seperti orang yang kelelahan hingga melewati lembah. Lalu ia mendaki bukit Marwa dan berdiri di atasnya, dan melemparkan pandangannya ke segala arah, ia berharap menemukan seseorang, tetapi ia tidak melihat siapapun melakukan hal ini sebanyak tujuh kali.
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Karena inilah manusia melakukan sa’i antara kedua bukit tersebut.”
Di saat ia masih melemparkan pandangannya dari atas Marwa, ia mendengar suara, lalu berkata pada dirinya, “Diam!” kemudian ia diam, ternyata ia mendengar suara lagi.
Lalu ia berkata, “Engkau telah memperdengarkan suaramu! Apakah engkau dapat menolongku?” Tiba-tiba ada malaikat di tempat zam-zam, lalu malaikat tersebut menggali tanah dengan sayapnya, hingga muncullah air.
Lalu Hajar memagari air tersebut dengan pasir agar terkumpul dan menciduk air dengan tangannya lalu memasukkannya ke dalam kendi. Mata air itu meresap ke dalam tanah setelah diciduk.
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Andai Hajar membiarkan zam-zam mengalir, atau beliau berkata, ‘Andai Hajar tidak menciduknya, niscaya zam-zam menjadi telaga yang mengalir’.”
Lalu Hajar minum dan menyusui anaknya.
Lalu malaikat berkata kepadanya, “Jangan engkau merasa disiakan, karena sesungguhnya di sini akan ada Baitullah yang nantinya dibangun oleh anak inid an bapaknya, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan keluarganya.”

No comments:

Post a Comment